BOLEHKAH KITA BERPIKIR OPTIMIS?
ATAU ITU TERMASUK TOXIC POSITIVITY?

Banyak orang menganjurkan kepada kita untuk tidak berpikir optimis, karena itu dianggap sebagai toxic positivity. Tetapi bila kita tidak boleh berpikir optimis, apakah kita harus terus berpikir pesimis?
Bukankah jika terus-menerus berpikir pesimis, kita malah menjadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun? Karena sudah berpikir terburuk duluan.
Atau bagaimana caranya untuk tetap optimis dan bersemangat, tanpa terjebak dalam toxic positivity?
Itulah pertanyaan yang saya jawab melalui webinar “Toxic Positivity vs Optimism” yang dihadiri ratusan orang. Webinar ini menjawab berbagai pertanyaan lainnya, seperti:
- Mana yang lebih realistis, menjadi optimis atau pesimis?
- Apakah optimis berarti menipu diri dan selalu buruk?
- Kapan kita perlu berpikir optimis atau pesimis?
- Bukankah pesimis itu berbahaya?
- Bagaimana caranya untuk tidak terjebak toxic positivity?
Dapatkan jawabannya dengan mendownload video webinar “Toxic Positivity vs Optimism” yang saya bawakan, secara GRATIS! Cukup dengan klik tombol di bawah ini: