Kepribadian & Kecanduan Media Sosial

Hal apa yang paling dapat memprediksi kecanduan menggunakan media sosial?

Saya menemukan publikasi hasil penelitian tentang memprediksi kecanduan SNS (social network sites, situs untuk berjejaring secara daring) melalui komponen kepribadian (via big five dan dark triad). Hasilnya cukup menarik.

Selama ini kita mengira bahwa sifat narsisistik yang membuat seseorang kecanduan menggunakan media sosial. Ini memang benar, tetapi ternyata ada satu komponen lagi yang justru bisa memprediksi kecanduan medsos secara signifikan: psikopati.

Pertama-tama, lupakan dulu “psikopat” versi film. Psikopati merujuk pada sifat kurang empati, kurang peka terhadap perasaannya sendiri, dan impulsif (bertindak tanpa berpikir panjang). Definisi ini perlu diingat baik-baik, sebab -akibat film dan media- persepsi masyarakat sudah terbentuk bahwa psikopati sama dengan pembunuh berantai, padahal definisi psikopati bukan seperti itu.

Apa sebab psikopati bisa memprediksi kecanduan medsos? Ternyata sifat impulsif dan kurang empati yang bertanggung jawab atas hal ini. Kurang berpikir panjang membuat seseorang menggunakan medsos secara berlebihan dan tidak terkendali; demikian pula pada orang-orang yang kurang peka terhadap perasaannya sendiri, sehingga mungkin mereka menjadi kurang sadar bahwa atensi dan perasaan mereka sudah melekati medsos. Tapi ini membuat saya sedikit bertanya-tanya, tetapi bukankah banyak juga orang yang menggunakan medsos secara berlebihan untuk curhat mengenai perasaan mereka?

Menariknya, riset ini juga menjelaskan bahwa ada satu komponen kepribadian yang bisa “menjaga” seseorang agar tidak mudah kecanduan medsos, yakni “openness to experience” sifat terbuka terhadap kegiatan dan aktivitas baru.

Dari riset yang saya temukan ini, ada tiga insight yang saya peroleh:

  1. Ternyata bukan sifat narsisistik saja yang bisa membuat seseorang menggunakan medsos secara berlebihan, tetapi sifat impulsif (bertindak tanpa berpikir panjang) juga berperan,
  2. Kurangnya kesadaran / kepekaan terhadap menggunakan medsos juga berperan terhadap kemungkinan terjadinya kecanduan medsos,
  3. Saran “perbanyak aktivitas lain agar tidak bermain medsos terus-menerus” ternyata masih relevan, sekalipun saran ini terdengar sangat klise. Sebab orang-orang yang terbuka dengan aktivitas-aktivitas baru yang justru lebih aman dari kecanduan medsos.

Semoga memberi sedikit informasi bagi yang membacanya.

Referensi:

  • Lee, S. (2019). Predicting SNS addiction with the Big Five and the Dark Triad. Cyberpsychology: Journal of Psychosocial Research on Cyberspace, 13(1), Article 3.
  • Nettle, D. (2007). Personality: What makes you the way you are.  Oxford

[Pertama kali dipublikasikan pada 27 Juni 2021]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *