Apa indikator bahwa hidup kita sudah berjalan dengan baik dan bermakna? Pertanyaan ini membawa saya pada satu jawaban: Psikologi Positif. Ilmu ini memiliki jawabannya, dan saya teringat dengan model PERMA yang diperkenalkan oleh Martin Seligman, bapak psikologi positif dunia. Seligman menyatakan bahwa hidup yang baik terdiri dari lima elemen, yang jika disingkat (dalam Bahasa Inggris) menjadi PERMA. Seligman perlu sampai menulis dua buku untuk memperkuat konsep ini, buku yang pertama adalah “Authentic Happiness” yang menjadi buku pegangan psikologi positif pada masa-masa awal dan “Flourish” yang mematangkan model PERMA ini. Well, jadi apa kelima elemen yang mengindikasikan bahwa hidup kita sudah berjalan dengan baik?
1. Positive Emotion (Emosi Positif)
Kita tahu bahwa hidup kita baik-baik saja ketika kita masih mengalami emosi positif dalam hidup kita. Apakah anda masih mensyukuri hidup anda? Bersyukur adalah cara anda mengekspresikan hidup anda yang sudah berjalan dengan baik. Cobalah untuk merenungi sejenak tiga hal yang bisa anda syukuri dari hidup anda, bagaimana rasanya?
Banyak orang mengira bahwa hidup yang bahagia adalah hidup yang penuh kesenangan dan menghindari rasa sakit sebisa mungkin. Ini tentu tidak benar. Kita tidak dapat menghindari pengalaman negatif dalam hidup. Semakin kita menolaknya, justru kita semakin menderita. Lagipula, pengalaman negatif kadangkala membawa pembelajaran tersendiri bagi diri kita. Emosi negatif juga tidak selalu berdampak buruk, rasa takut atau rasa cemas justru bisa memacu diri kita untuk lebih giat mengembangkan diri.
Maka, kunci dari emosi positif adalah bersyukur dan penerimaan. Syukuri pengalaman menyenangkan dalam hidup, dan terima pengalaman negatif dalam hidup sebagai pembelajaran. Ada kemajuan dari rasa sakit, meskipun anda tidak boleh terus-menerus merasakan sakit. Barbara Fredrickson, peneliti emosi dan kebahagiaan dari University of North Carolina, menyebutkan rasio 3:1 – yakni 3 emosi positif untuk 1 emosi negatif. Artinya, baik emosi positif dan emosi negatif sama baiknya dalam hidup, namun anda perlu menjaga agar bukan emosi negatif yang dominan dalam hidup anda.
2. Engagement (Keterlibatan secara Psikologis)
Engagement berbicara tentang seberapa jauh anda menikmati aktivitas hidup anda sehari-hari, baik itu dalam pekerjaan, keluarga, maupun lingkungan sosial. Saya ingin menyoroti area pekerjaan, karena kita bekerja kurang lebih 8 jam sehari (belum termasuk waktu untuk transportasi) yang berarti sepertiga dari hidup kita habis dalam lingkungan pekerjaan. Apakah anda menikmati aktivitas pekerjaan anda? Filsuf Konfusius pernah berkata bahwa jika kita mengerjakan hal yang kita cintai, maka kita tidak perlu bekerja seumur hidup. Tentu ungkapan tersebut adalah sebuah kiasan, yang berarti jika kita mencintai pekerjaan kita maka kita tidak akan merasa terpaksa untuk bekerja.
Perlukah kita mencari pekerjaan yang sesuai dengan passion kita? Jika anda bisa mendapatkan pekerjaan seperti itu, maka it’s good for you, baik untuk anda. Namun tidak semua orang berkesempatan untuk menikmati kemewahan tersebut, ada orang-orang yang tidak memiliki pilihan pekerjaan yang beragam. Oleh karena itu, belajar mencintai pekerjaan anda adalah saran yang lebih berguna dan realistis. Cobalah untuk menemukan kenikmatan dalam pekerjaan anda: apakah anda menemukan makna dari pekerjaan anda? Apakah anda merasakan adanya kemajuan hidup dari pekerjaan ini?
3. Relationship (Hubungan)
Hubungan yang positif juga menjadi salah satu indikator hidup yang baik. Kapan terakhir kali anda meluangkan waktu untuk quality time bersama keluarga anda? Berbagai riset dalam bidang kebahagiaan dan kesehatan mental menemukan bahwa ada satu hal yang amat menentukan kebahagiaan hidup seseorang: yakni relasi yang ia jalin bersama sesama manusia. Kita adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, bahkan untuk orang introver sekalipun.
Coba hubungi kembali teman lama anda, menanyakan kabar sahabat anda, atau mengajak keluarga untuk pergi jalan-jalan bersama. Memiliki quality time dengan orang yang kita sayangi akan meningkatkan kebahagiaan kita. Pikiran dan perasaan kita pun menjadi lebih segar sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan lebih indah. Belikan hadiah untuk pasangan atau orangtua anda, karena menggunakan uang kita untuk berbagi bersama orang lain lebih memberikan kebahagiaan daripada menggunakan uang untuk keperluan sendiri saja.
Bagaimana dengan hubungan kepada Tuhan? Ini adalah hubungan positif dalam tataran yang lebih tinggi lagi. Dan, tentu saja, spiritualitas juga bisa membuat hidup kita lebih baik.
4. Meaning (Kebermaknaan)
Mari kita sama-sama bertanya kepada diri sendiri, “Apa tujuanku hidup di dunia ini?” Pertanyaan ini mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya, dan kemungkinan besar anda tidak bisa langsung menjawabnya pada kesempatan pertama. Perlu perenungan dan eksplorasi hidup yang lebih jauh lagi untuk menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut.
Kebermaknaan hidup adalah indikator dari hidup yang baik. Anda bisa menemukan makna hidup anda melalui sesuatu yang jauh lebih “besar” dari hidup anda. Ada orang yang bisa meninggalkan semua kepemilikannya dan mengabdikan dirinya untuk kemanusiaan. Ada orang yang bekerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Ada juga orang yang mengabdikan dirinya untuk kegiatan spiritual tertentu.
Apapun itu, anda perlu mempertanyakan makna hidup anda. Lakukanlah sesuatu yang memberikan anda rasa kebermaknaan. Mengikuti kegiatan sosial atau beramal mungkin bisa membantu anda menemukan jawabannya.
5. Accomplishment (Pencapaian)
Indikator hidup yang baik dan bermakna adalah pencapaian. Pencapaian di sini bukan berarti anda bersaing dengan orang lain dan memenangkan persaingan tersebut. Bukan itu yang dimaksud, sebab pencapaian itu berarti ada yang menang dan ada yang kalah, ada yang puas dan ada yang kecewa. Pencapaian yang dimaksudkan adalah memiliki hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Apakah anda sudah lebih baik dari diri anda sebulan, enam bulan, atau bahkan setahun yang lalu? Merasa bahwa hidup kita bertumbuh (sense of growth) akan membawa kebahagiaan dan rasa syukur tersendiri dalam hidup kita.
Cara termudah untuk menjadi lebih baik adalah memiliki tujuan-tujuan (goals) tertentu dalam hidup kita. Tidak perlu tujuan besar yang berkemungkinan membuat kita merasa frustrasi untuk mencapainya, buatlah tujuan-tujuan kecil yang mudah kita capai namun membawa kemajuan dalam hidup. Keberhasilan dalam mencapai tujuan kecil akan menambah semangat dan antusias dalam hidup kita. Dan sekecil apapun kemajuan itu, sekalipun hanya 1%, jika dilakukan selama 100 hari akan menjadi 100% juga.
Mari Kita Mengevaluasi Diri
Dari kelima elemen atau aspek tersebut, mana yang anda rasa perlu anda benahi? Atau justru anda sudah menjalani kelimanya dengan baik?
Saya sudah menyiapkan infografik yang bisa anda unduh dan anda jadikan wallpaper di ponsel maupun laptop anda. Atau, anda juga bisa mencetaknya dan menempelkannya di ruang kerja anda. Silakan gunakan sesuai kebutuhan anda. Unduh di sini.
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa hidup yang baik dan bermakna itu adalah hidup yang pantas untuk dijalani. Mari bersama-sama menjadi lebih baik!
Referensi:
- Dunn, E.W., Aknin, L.B., & Norton, M.I. (2008). Spending money on others promotes happiness. Science, 319(5870), h.1687-1688.
- Fredrickson, B. (2009). Positivity. NY: Crown Publisher.
- Seligman, M.E.P. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology to realize your potential for lasting fulfillment. NY: Free Press.
- Seligman, M.E.P. (2011). Flourish: A visionary new understanding of happiness and well-being. NY: Simon and Schuster.
- Waldinger, R. 2015). What makes a good life? Lessons from the longest study on happiness [berkas video]. Diperoleh dari https://www.ted.com/talks/robert_waldinger_what_makes_a_good_life_lessons_ from_the_longest_study_on_happiness